Kamis, 27 November 2008

1 Desember, Harga Pertamax Bisa Turun Lagi




JAKARTA

Lonjakan angka penjualan BBM nonsubsidi, Pertamax, sejak harga longsor memang luar biasa. Tengok saja pada 15 Oktober 2008, angka penjualan Pertamax naik 300 setelah harga Pertamax turun menjadi Rp 6.800 per liter dari RP 7.950 per liter.

Denni Wisnuwardani, Wakil Presiden Pemasaran BBM Ritel PT Pertamina, mengatakan, penjualan Pertamax khusus wilayah DKI Jakarta saja mencapai 1.500 kiloliter dalam sehari. "Padahal, sebelum harga Pertamax turun pada pertengahan Oktober 2008, perjualan Pertamax di Jakarta hanya sekitar 400 kiloliter per hari," katanya, Rabu (26/11).

Menurut Denni, selain harga Pertamax yang terus merosot, sebagian masyarakat pemilik kendaraan semakin sadar pentingnya bahan bakar berkualitas buat kendaraannya.Sedangkan Pertamax memiliki kandungan oktan 92 yang lebih bagus untuk kendaraan ketimbang premium yang beroktan 88.

Denni menambahkan, sampai saat ini pasokan Pertamax Pertamina diperoleh dari kilang Raloragan dan kilang Balikpapan. Kapasitas produksi dari dua kilang tersebut sebanyak 300.000 kiloliter per tahun.

Pertamax bisa turun lagi

Saat ini Pertamina berencana memperluas titik penjualan Pertamax, khususnya di luar Pulau Jawa. Karena itu, tidak tertutup kemungkinan Pertamina bakal mengimpor bensin beroktan 92 dari Singapura.

Nantinya, Pertamina akan menggunakan bensin setara dengan Pertamax itu untuk memasok kebutuhan Pertamax di Sumatera Utara. "Namun, itu baru rencana. Berapa banyak, dari mana, dan berapa hitung-hitungannya ada di Direktorat Pemasaran dan Niaga," ujar Denni.

Impor bensin oktan 92 itu memang masuk akal melihat prospek penjualan Pertamax belakangan ini. Apalagi, kata Denni, harga Pertamax kemungkinan bakal turun lagi per 1 Desember 2008. "Harga bisa turun dari Rp 6.800 per liter jadi sekitar Rp 6.500 per liter," ungkapnya.

Jika benar, selisih Pertamax dengan premium yang akan turun menjadi Rp 5.500 per 1 Desember tetap tipis. Artinya, angka penjualan Pertamax masih berpeluang meningkat.

Pesaing Pertamina, Shell Indonesia, enggan bicara soal tren kenaikan penjualan bensin beroktan 92 di jaringan SPBU perusahaan asal Belanda itu. Manajer Relasi, Media, dan Komunikasi Shell Fathia Syarief hanya mengatakan bahwa sejak 1 November 2008 Shell Super beroktan 92 turun menjadi Rp 7.000 dari Rp 7.950. "Soal angka penjualan, saya tidak bisa sampaikan," tutur Fathia, kemarin.


Kamis, 27 November 2008 | 11:09 WIB

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Supported by Interior Design. Powered by Blogger