Jumat, 15 Mei 2009

SBY, Trah Majapahit dengan Karir Politik Bak Roket

JAKARTA - 15 Mei 2009

Jenderal TNI Purn Dr H Susilo Bambang Yudhoyono atau populer dengan panggilan SBY, adalah perwira militer kedua yang menjadi Presiden Republik Indonesia. Siapa sangka jenjang karir politiknya melesat begitu cepat, ketika pertama kali menjejakkan karir politik dengan menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi di masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, 1999 silam.

Sus, begitu SBY dipanggil kedua orangtuanya, lahir di Tremas, Arjosari, Pacitan, Jawa Timur, Indonesia, 9 September 1949 silam, dari pasangan Raden Soekotjo dan Siti Habibah. Dari ayahnya, silsilahnya tersambung hingga Pangeran Buwono Keling dari Kerajaan Majapahit dengan RM Kustilah, yang merupakan keturunan Gusti Bandoro Ayu (putri Sri Sultan Hamengkubuwono III).




Usai menjalani pendidikan hingga jenjang sekolah menengah tingkat atas, SBY memilih pendidikan militer sebagai pilihan profesinya di masa mendatang. Militer rupanya bukan pilihan yang salah untuk karirnya ke depan. Tahun 1973, saat lulus dari Akademi Militer Indonesia, SBY mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa sebagai murid lulusan terbaik dan Tri Sakti Wiratama yang merupakan prestasi tertinggi gabungan mental, fisik, dan intelek. Setahun kemudian, periode 1974-1976, SBY memulai kariernya di Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad. Tahun 1976, SBY dikirim ke Airborne School dan US Army Rangers, American Language Course (Lackland-Texas), Airbone and Ranger Course (Fort Benning) Amerika Serikat.

Kariernya kemudian terhitung cukup lancar, hingga periode 1988-1989, SBY pun kembali mendapatkan kesempatan untuk meneruskan pendidikan militer di Sekolah Komando Angkatan Darat dan di US Command and General Staff College pada tahun 1991. Setelah menjabat beberapa jabatan dan sempat menjadi Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina pada 1995-1996, tahun 1997 diangkat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata dan Staf Urusan Sosial dan Politik, dan menjadi Ketua Fraksi ABRI pada 1998, SBY pensiun dari kemiliteran pada karena pengangkatannya sebagai menteri dalam kabinet Presiden Abdurrahman Wahid.

Namun pada awal karir politiknya tidaklah mulus. Setelah diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada 1999, jabatan SBY sempat berganti menjadi Menteri Koordinator Politik, Sosial, dan Keamanan, hingga kemudian dibubarkan bersamaan dengan dicabutnya mandat Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2001. Namun saat Presiden Megawati Soekarnoputri menggantikan Abdurrahman Wahid, SBY kembali dipercaya untuk memegang jabatan Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan.

Di saat yang hampir bersamaan, 9 September 2002, SBY mendirikan partai politik yang diberinama Demokrat. Merasa tidak dipercaya lagi untuk memegang jabatannya di penghujung Kabinet Gotong Royong yang dipimpin Megawati, SBY mengundurkan diri. Melalui partai yang dipimpinnya yang memperoleh 7,45 persen suara di Pemilihan Legislatif 2004, SBY bersama Jusuf Kalla memenanggi pertarungan di Pemilihan Presiden 2004.

Dalam kehidupan pribadinya, SBY menikahi Kristiani Herawati, putri ketiga Jenderal TNI Purn Sarwo Edhi, seorang tokoh militer yang berjasa dalam kisruh politik dan militer di tahun 1965. Dari wanita yang kerap dipanggil Ibu Ani ini, SBY memiliki dua putra, Agus Harimurti Yudhoyono yang lahir pada 1979) dan Edhie Baskoro Yudhoyono pada 1982. Dari kedua anaknya Agus mengikuti jejak SBY dengan berkarir di militer, dan terakhir berpangkat Kapten Infanteri.

Agus lulusan dari SMA Taruna Nusantara tahun 1997 dan Akademi Militer Indonesia tahun 2000. Serupa dengan SBY, Agus juga mendapatkan penghargaan Adhi Mekayasa. Agus menikahi Anissa Larasati Pohan, seorang aktris yang juga anak dari mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan. Sementara si bungsu, Edhie Baskoro memilih pendidikan formal, di Curtin University of Technology di Perth, Australia Barat, dan lulus dengan gelar ganda dalam Financial Commerce dan Electrical Commerce.

Dengan perolehan suara Partai Demokrat yang melonjak drastis dibanding pada Pemilihan Legislatif 2004, yakni 20,64 persen, membuat Demokrat dengan leluasa mencalonkan kembali SBY sebagai kandidat presiden periode 2009-20014. Rencananya pada hari ini Demokrat akan mendeklarasikan pencalonan SBY dalam Pemilihan Presiden 2009 di Bandung, termasuk cawapres yang masih dirahasiakannya. Namun santer dikabarkan, Gubernur Bank Indonesia Boediono, akan mendampingi SBY dalam Pemilihan Presiden yang akan digelar 8 Juli mendatang.

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Supported by Interior Design. Powered by Blogger