Selasa, 02 Desember 2008

OPINI Tawuran Pelajar

Hari ini sempat melihat siaran di tv, topiknya menarik yaitu tentang Tawuran Pelajar. Wah sudah lama saya tidak mendengar issue ini, padahal zaman SD dulu saya menganggap tawuran pelajar adalah tindakan yang termasuk ke dalam 3 besar tindakan anarkis terbaik setelah demo mahasiswa dan jarah-jarahan pada saat itu. Hehehe..

Sempat saya pikir dia (tawuran pelajar) sudah keluar dari nominasi tindak anarkis beberapa tahun ini. Ternyata tidak, terbukti dengan diangkatnya topik ini di siaran tv sabtu ini.

Mirisnya, ternyata tindakan ini meliputi berbagai kalangan. Setidaknya ada beberapa kategori tawuran:

Kategori SMP:
Pelakunya anak-anak SMP, biasanya penyebabnya ejek-ejekan sekolah. Peralatan yang digunakan antara lain adalah batu, gesper besi, dan mungkin beberapa senjata tajam.Hehehe…


Kategori SMA:

Pelakunya anak-anak SMA. Dikategori ini biasanya penyebabnya masih sama dengan kategori sebelumnya hanya saja medianya lebih luas, yang terhangat adalah ejek-ejekan dengan media internet. Peralatan yang digunakan sedikit berkembang dengan bertambahnya varian senjata tajam yang digunakan. Faktor pemicu lainnya adalah di kategori ini terdapat gank-gank anak sekolah yang memiliki sistem kaderisasi yang cukup baik. Hehehe…

Kategori Mahasiswa:
Pelakusnya Mahasiswa, tanggal 28 Mei 2008 lalu baru saja berlangsung tawuran antara YAI dan UKI. Penyebabnya lebih beragam dan levelnya bisa lebih tinggi dari kategori-kategori sebelumnya. Peralatannya juga sudah canggih dari batu sampai molotov sudah dikeluarkan. Hehehe…

Kategori Parlemen:
Yang ini sempat ngetrend tahun lalu, kericuhan (tawuran) di DPR saat paripurna kemarin termasuk ke dalam kategori ini. Pelakunya anggota DPR. Entahlah penyebab model apa lagi yang membuat para wakil rakyat ikut meramaikan “pentas tawuran” di negeri ini.

Yap, satu lagi potret buram di dunia pendidikan bangsa kita. Untung tawuran tingkat SD belum populer. Semoga tidak ada namanya tawuran cilik, yang isinya anak-anak SD pada tawuran gara-gara rebutan mainan. Hehehe..

Sepertinya pemahaman tentang indahnya perbedaan dan sikap menghargai antar sesama berperan penting dalam masalah ini. Dan tentunya diberikan semenjak dini dan dimulai dari lingkungan terkecil bernama keluarga.

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Supported by Interior Design. Powered by Blogger